Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR)
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) atau yang biasa 
disebut juga dengan supernetting adalah sebuah cara alternatif untuk 
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke
 dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di router (yang dipertukarkan dengan router lain) akan sangat besar.Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat kelas B hanya akan ada satu entry; bila menggunakan kelas C akan ada 256 entry.
CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu entry dengan format (network address, count).
Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di router (yang dipertukarkan dengan router lain) akan sangat besar.Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat kelas B hanya akan ada satu entry; bila menggunakan kelas C akan ada 256 entry.
CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu entry dengan format (network address, count).
- Network address adalah alamat terkecil dari suatu blok
- Count menyatakan jumlah total network address di dalam suatu blok
- Contoh : pasangan (192.5.48.0,3) menyatakan tiga network address yaitu 192.5.48.0, 192.5.49.0, 192.5.50.0
- Dalam kenyataan, CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas C
CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan kelipatan dua dan menggunakan bit masks untuk
mengidentifikasi ukuran blok.
>> Misalnya suatu organisasi diberi 2048 alamat yang berurutan mulai dari 128.211.168.0, maka range
alamatnya adalah :
128.211.168.0 (10000000 11010011 10101000 00000000) : the lowest
128.211.175.0 (10000000 11010011 10101111 00000000) : the highest
CIDR
 memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok alamat 32 bit lowest 
address dan 32-bit masks. Untuk contoh di atas, mask CIDR terdiri dari 
21 bit "1", yang artinya pemisahan anatra prefix dan suffix terjadi 
setelah bit ke-21.
- Mask : 11111111 11111111 11111000 00000000
Maka, Slash notation untuk contoh sebelumnya adalah 128.211.168.0/21 dimana 21 menyatakan 21-bit masks.
CIDR
 merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara
 yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas
 A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa 
sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak 
digunakan.
CIDR
 dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP 
yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara 
yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap 
jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya 
hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
Classless Inter-Domain 
Routing (CIDR) dan Variable Less Subnet Masking(VLSM)
06.03 Sena Wijayanto No comments
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke 
Facebook
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah 
cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan
 sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan 
kelas E. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan 
arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain classful network di 
internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel  routing 
pada router di Internet, dan membantu memperlambat cepatnya exhausting 
dari IPv4 address.
Notasi CIDR menggunakan sintaks yang menentukan alamat IP untuk IPv4 dan
 IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan diikuti dengan garis miring dan
 ukuran routing prefix, misalnya, 192.168.1.2/24 (IPv4), dan 2001: db8::
 / 32 (IPv6).
Maksud dari 192.168.1.2/24 diatas adalah bahwa IP address 192.168.1.2 
dengan subnet mask 255.255.255.0. CIDR /24 diambil dari penghitungan 
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata 
lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 
(255.255.255.0).
Tabel di bawah ini menerangkan tentang subnet mask dan nilai CIDR nya:
Subnet Mask	Nilai CIDR
255.128.0.0	/9
255.192.0.0	/10
255.224.0.0	/11
255.240.0.0	/12
255.248.0.0	/13
255.252.0.0	/14
255.254.0.0	/15
255.255.0.0	/16
255.255.128.0	/17
255.255.192.0	/18
255.255.224.0	/19
255.255.240.0	/20
255.255.248.0	/21
255.255.252.0	/22
255.255.254.0	/23
255.255.255.0	/24
255.255.255.128	/25
255.255.255.192	/26
255.255.255.224	/27
255.255.255.240	/28
255.255.255.248	/29
255.255.255.252	/30
Sebelum notasi CIDR, jaringan IPv4 biasanya menggunakan notasi 
dot-desimal, representasi alternatif yang menggunakan network address 
diikuti oleh subnet mask. Dengan demikian, notasi CIDR 192.168.0.0/24 
yang akan ditulis sebagai 192.168.0.0/255.255.255.0
Berikut contoh perhitungan secara CIDR (Classless Inter-Domain Routing).
Diketahui : Network awal adalah 172.16.16.0/22
Ditanyakan : Buat menjadi 3 subnetwork !
Jawab:
    Tentukan range network awal :
    Jumlah IP awal= 2^10 = 1024 IP
    Jadi jaraknya 172.16.16.0 s/d 172.16.19.155
     Tentukan panjang setiap subnetwork:
    Panjang subnet= Jumlah host/IP awal : jumlah subnet
    Panjang subnet= 1024:4 = 256
    Jadi panjang setiap subnetwork-nya adalah 256 host setara dengan 
masking /24 
    Berikan alokasi IP Address untuk setiap subnetworknya: 
        172.16.16.0/24 - 172.16.16.255/24 
        172.16.17.0/24 - 172.16.17.255/24 
        172.16.18.0/24 - 172.16.18.255/24 
        172.16.19.0/24 - 172.16.19.255/24 
VLSM (Variable Less Subnet Masking)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM 
dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam 
clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. 
selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien. dalam 
VLSM juga dilakukan pembatasan terhadap jumlah host dari sebuah subnet. 
Cara ini biasanya digunakan untuk melakukan konfigurasi router, karena 
router hanya memerlukan 2 ip address, sehingga tidak terjadi pemborosan 
ip address dan mencegah aksi sniffing dari hacker
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang 
berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet 
mask.
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat 
berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya
 dapat memenuhi persyaratan :
    Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi 
mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol :
 RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol 
routing : CNAP 1-2), 
    Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung
 metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Contoh penerapan VLSM
misal diketahui suatu IP 130.20.0.0/20, maka untuk menentutkan VLSM dari
 IP tersebut langkah-langkahnya adalah:
    Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR,
    maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20 
    Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka 
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
    Maka blok tiap subnetnya adalah : 
        Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20 
        Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20 
        Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20 
        Dst… sampai dengan Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
    Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 
130.20.32.0
    kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil 
dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16 
    Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk 
pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian 
diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
        Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
        Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
        Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24 
        Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24 
        Dst… sampai dengan Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24 
    Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 
yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi,
 namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok 
kelipatan dari 32 sehingga didapat : 
        Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27 
        Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27 
        Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27 
        Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27 
        Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27 
        Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27 
        Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27 
        Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27 
Read more at: http://senawijayanto.blogspot.com/2012/03/classless-inter-domain-routing-cidr-dan.html
Copyright senawijayanto.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Read more at: http://senawijayanto.blogspot.com/2012/03/classless-inter-domain-routing-cidr-dan.html
Copyright senawijayanto.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Classless Inter-Domain 
Routing (CIDR) dan Variable Less Subnet Masking(VLSM)
06.03 Sena Wijayanto No comments
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke 
Facebook
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah 
cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan
 sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan 
kelas E. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan 
arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain classful network di 
internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel  routing 
pada router di Internet, dan membantu memperlambat cepatnya exhausting 
dari IPv4 address.
Notasi CIDR menggunakan sintaks yang menentukan alamat IP untuk IPv4 dan
 IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan diikuti dengan garis miring dan
 ukuran routing prefix, misalnya, 192.168.1.2/24 (IPv4), dan 2001: db8::
 / 32 (IPv6).
Maksud dari 192.168.1.2/24 diatas adalah bahwa IP address 192.168.1.2 
dengan subnet mask 255.255.255.0. CIDR /24 diambil dari penghitungan 
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata 
lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 
(255.255.255.0).
Tabel di bawah ini menerangkan tentang subnet mask dan nilai CIDR nya:
Subnet Mask	Nilai CIDR
255.128.0.0	/9
255.192.0.0	/10
255.224.0.0	/11
255.240.0.0	/12
255.248.0.0	/13
255.252.0.0	/14
255.254.0.0	/15
255.255.0.0	/16
255.255.128.0	/17
255.255.192.0	/18
255.255.224.0	/19
255.255.240.0	/20
255.255.248.0	/21
255.255.252.0	/22
255.255.254.0	/23
255.255.255.0	/24
255.255.255.128	/25
255.255.255.192	/26
255.255.255.224	/27
255.255.255.240	/28
255.255.255.248	/29
255.255.255.252	/30
Sebelum notasi CIDR, jaringan IPv4 biasanya menggunakan notasi 
dot-desimal, representasi alternatif yang menggunakan network address 
diikuti oleh subnet mask. Dengan demikian, notasi CIDR 192.168.0.0/24 
yang akan ditulis sebagai 192.168.0.0/255.255.255.0
Berikut contoh perhitungan secara CIDR (Classless Inter-Domain Routing).
Diketahui : Network awal adalah 172.16.16.0/22
Ditanyakan : Buat menjadi 3 subnetwork !
Jawab:
    Tentukan range network awal :
    Jumlah IP awal= 2^10 = 1024 IP
    Jadi jaraknya 172.16.16.0 s/d 172.16.19.155
     Tentukan panjang setiap subnetwork:
    Panjang subnet= Jumlah host/IP awal : jumlah subnet
    Panjang subnet= 1024:4 = 256
    Jadi panjang setiap subnetwork-nya adalah 256 host setara dengan 
masking /24 
    Berikan alokasi IP Address untuk setiap subnetworknya: 
        172.16.16.0/24 - 172.16.16.255/24 
        172.16.17.0/24 - 172.16.17.255/24 
        172.16.18.0/24 - 172.16.18.255/24 
        172.16.19.0/24 - 172.16.19.255/24 
VLSM (Variable Less Subnet Masking)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM 
dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam 
clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. 
selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien. dalam 
VLSM juga dilakukan pembatasan terhadap jumlah host dari sebuah subnet. 
Cara ini biasanya digunakan untuk melakukan konfigurasi router, karena 
router hanya memerlukan 2 ip address, sehingga tidak terjadi pemborosan 
ip address dan mencegah aksi sniffing dari hacker
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang 
berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet 
mask.
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat 
berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya
 dapat memenuhi persyaratan :
    Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi 
mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol :
 RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol 
routing : CNAP 1-2), 
    Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung
 metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Contoh penerapan VLSM
misal diketahui suatu IP 130.20.0.0/20, maka untuk menentutkan VLSM dari
 IP tersebut langkah-langkahnya adalah:
    Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR,
    maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20 
    Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka 
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
    Maka blok tiap subnetnya adalah : 
        Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20 
        Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20 
        Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20 
        Dst… sampai dengan Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
    Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 
130.20.32.0
    kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil 
dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16 
    Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk 
pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian 
diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
        Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
        Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
        Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24 
        Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24 
        Dst… sampai dengan Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24 
    Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 
yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi,
 namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok 
kelipatan dari 32 sehingga didapat : 
        Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27 
        Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27 
        Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27 
        Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27 
        Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27 
        Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27 
        Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27 
        Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27 
Read more at: http://senawijayanto.blogspot.com/2012/03/classless-inter-domain-routing-cidr-dan.html
Copyright senawijayanto.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Read more at: http://senawijayanto.blogspot.com/2012/03/classless-inter-domain-routing-cidr-dan.html
Copyright senawijayanto.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
omain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-a
Read more at: http://senawijayanto.blogspot.com/2012/03/classless-inter-domain-routing-cidr-dan.html
Copyright senawijayanto.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Read more at: http://senawijayanto.blogspot.com/2012/03/classless-inter-domain-routing-cidr-dan.html
Copyright senawijayanto.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
 
0 komentar:
Posting Komentar